Dia lah orangnya! Karena ada yang tak biasa ketika aku bersamanya!
Aku tak hanya merasa nyaman, bahagia, dan tenang. Entah mengapa aku pun merasa utuh. Rasanya aku menemukan bagian yang telah lama hilang dalam hidupku selama ini. Rasanya diri ini begitu lengkap di antara hal-hal yang sangat sempurna, sekalipun dunia ini tersusun dari keping-keping yang jauh dari kesempurnaan.
Entahlah. Kata orang itu namanya cinta. Katanya aku telah menemukan belahan jiwa, dan sedikit sekali orang yang diberikan anugerah untuk merasakan leburnya diri ini dalam seluruh yang dimiliki oleh orang lain. Ya, aku rasa inipun cinta. Dan dia memang belahan jiwaku. Aku dan dia begitu satu, erat. Sungguh, tak ada suatu apapun di alam ini yang mampu mematahkan ikatan antara aku dan dia.
Mungkin banyak orang berpikir aku terlalu romantis untuk seorang yang amatir dalam bercinta, bau kencur dalam mengenal perempuan. Tak pernah aku mencumbu, bahkan merayu, seorang gadis pun walau usiaku kini telah menginjak 27 tahun. Bukan, bukan karena aku orang yang pendiam atau menutup diri. Aku tak tahu. Aku hanya merasa, akan ada seorang gadis yang diperuntukkan bagiku. Sebelum dia datang, aku tak bisa mencari perempuan lain, meski sekedar untuk bermain menghabiskan masa remajaku.
Tapi sekarang dia telah datang. Dan ada yang tak biasa ketika aku bersamanya. Kata orang itu namanya cinta.
***
Dia sungguh istimewa! Karena ada yang tak biasa ketika aku bersamanya!
Bukan karena dia lelaki paling tampan yang pernah aku kenal. Bukan pula karena senyumnya yang melelehkan hati (walau semua hal itu memang benar). Tapi entah mengapa rasa diri ini sungguh berbeda kala berdekatan dengannya. Aku merasakan utuh. Rasanya kami begitu erat. Telah ada sebuah ikatan samar yang akan selalu mengarahkan aku untuk kembali padanya.
Kata orang itu namanya cinta. Katanya dia adalah separuh jiwaku. Sedikit sekali orang yang diberikan karunia untuk bertemu dengan seseorang yang merupakan pelengkap dirinya. Entahlah, apa ini karena masih ada sebuah tradisi kawin paksa di Indonesia, sehingga sedikit sekali pasangan di negara ini yang mendapat kesempatan itu.
Rasanya tak masuk akal, bagaimana mungkin seorang gadis Belanda bisa jatuh cinta dengan seorang pemuda Inggris yang sudah sejak lahirnya tinggal di Pulau Bali ini. Kalau tak karena adanya misi kebudayaan antara Indonesia dan Belanda, tak kan pernah aku berjumpa dengannya. Namun itu takdir. Adanya ikatan itu mampu membentuk cerita yang tak mungkin menjadi mungkin. Entah bagaimana jika aku tak pernah menemukannya.
Tapi sekarang dia telah datang. Dan ada yang tak biasa ketika aku bersamanya. Kata orang itu namanya cinta.
***
Monday, September 8, 2014
Tuesday, July 15, 2014
Pertemuan
Ada yang tak biasa,
kala siluetmu bersilang dengan bayangku
Sekuntum mawar yang ranum jadi luruh diterpa matahari jingga
Desau angin tak lagi semilir
Daun-daun coklat kembali dipeluk bumi
Merpati bersembunyi malu di balik sayapnya
Ketika itulah hening di antara kita tercipta
Tanpa kata terucap oleh lidah yang terpaku,
Rasa kita saling bertukar makna
Tanpa perlu bersuara,
Kita telah saling mendengar
Ketika waktu memberi jarak,
Batas jadi kehilangan arti
Di saat itulah kita mengerti
Aku dan kau sudah saling menemukan
kala siluetmu bersilang dengan bayangku
Sekuntum mawar yang ranum jadi luruh diterpa matahari jingga
Desau angin tak lagi semilir
Daun-daun coklat kembali dipeluk bumi
Merpati bersembunyi malu di balik sayapnya
Ketika itulah hening di antara kita tercipta
Tanpa kata terucap oleh lidah yang terpaku,
Rasa kita saling bertukar makna
Tanpa perlu bersuara,
Kita telah saling mendengar
Ketika waktu memberi jarak,
Batas jadi kehilangan arti
Di saat itulah kita mengerti
Aku dan kau sudah saling menemukan
Kau Adalah Seluruhku
Apa artinya aku tanpa kamu? Aku dan kamu layaknya sebuah kesatuan walau raga terbagi dua. Kamu menjadi kutub selatan ketika aku menjadi kutub utara. Kamu adalah ketenangan di saat aku menjadi keriuhan. Tatkala aku menjadi malam yang melelapkan, kamu adalah siang yang menyemangati. Ketika aku menjadi aliran darah, maka kamu lah jantung pemompa kebebasanku.
Di bawah terik matahari, kita saling berjalan beriring. Tak peduli apa yang mereka teriakkan pada kita, dengan bersama kita bisa meraih mimpi-mimpi kita. Sedang di bawah temaram rembulan, kita berpeluk dengan bibir yang saling terpagut. Tak peduli dengan apa yang akan terjadi, malam menjadi waktu di mana hanya ada kita.
Aku tak pernah memilihmu, karena sejak mula Sang Penentu telah tetapkan kita bersenyawa. Apalah dayaku yang tak kuasa menolak ketentuan-NYA. Tapi aku tahu DIA begitu mencintaiku. DIA jadikan kamu sebagai penyempurnaku, menjadi satu-satunya pendamping yang mengisi setiap sisi hatiku, menjadi anugerah terindah yang pernah dimiliki oleh diri yang rapuh ini.
Tak akan ada yang mampu bersanding denganmu dalam diri ini. Kamu telah melebur dalam seluruhku.
Cinta Menjadikannya Ada
Apa yang terlintas ketika mendengar kata "Cinta"?
Cinta adalah ketika dua hati menjadi satu. Hidup penuh bahagia dengan orang terkasih hingga maut memisahkan. Suka-duka dilalui berdua, susah-senang dijalani bersama. Makan dengan nasi dan kecap pun tak jadi soal asalkan engkau berada di sisiku. Ya, itulah gambaran ideal tentang cinta. Semua tantangan hidup penuh aral tak berarti besar ketika Yang Tercinta selalu menyemangati.
Namun realitas cinta tak selalu berakhir seperti kisah Cinderella atau Sleeping Beauty, di mana pangeran tampan hidup berbahagia selamanya dengan sang putri yang dia cintai. Kenyataan begitu kompleks, sehingga mencintai pun tak semudah hanya dengan bersama sampai ajal. Dalam hidup yang penuh dengan pandangan sinis dan penghakiman dari manusia, cinta berubah menjadi sebuah konstruksi sosial, di mana kesempurnaan adalah landasan untuk mengarungi kehidupan. Apakah itu fisik yang mempesona, kecukupan finansial, hingga persamaan suku dan keyakinan.
Kontradiksi tentang cinta inilah yang diramu oleh kedua penulis, Alldo Felix Januardy dan Muthia Zahra Feriani, dalam sebuah buku saku dengan perspektif yang berseberangan. Kumpulan cerita pendek tentang keyakinan akan cinta, hingga keraguan yang akhirnya menjadikan manusia menyerah untuk percaya dengan cinta yang dipandang artifisial.
Ketika manusia berbicara tentang keyakinannya pada cinta, hal itu menjadi pelecut untuk terus bertahan dalam hidup. Cinta menjadi semacam tujuan yang pantas diperjuangkan. Cinta menjadi bukti tentang eksistensi manusia. Ketika kehadiran seorang manusia bagaikan sebutir debu nebula di semesta, pada saat bersamaan pula dia adalah pusat semesta bagi seseorang. Cinta pun menjadi bahasa untuk mengekspresikan rasa. Tak perlu lewat derasan kata, karena jutaan kata dari seluruh penjuru alam tetap tak akan mampu menjelaskannya. Cinta hanya perlu hati untuk tempat menampung rasa yang tak akan pernah ada habisnya.
Namun cinta telah berubah menjadi sangat menyedihkan hingga membosankan ketika manusia hanya bisa menuntut untuk memenuhi segala aspek duniawi: seksualitas, kemapanan, keegoisan, dan ketakutan menghadapi cinta itu sendiri. Atas dasar itu kita jadi tak percaya cinta karena begitu sombong untuk merasakan luka. Cinta menjadi momok menakutkan karena kebodohan kita tidak berani bertaruh mengambil resiko apapun untuk memperjuangkannya.
Cinta dalam cerita ini adalah tentang kesempurnaan, namun tergantung kita lah yang mempersepsikan kesempurnaan itu.
Setiap orang ditakdirkan untuk percaya dengan cinta. Fitrah manusia adalah untuk dicintai dan mencintai. Setidaknya Tuhan tak pernah meninggalkan kita sendirian ketika cinta manusia pada sesamanya sangat sering menyakiti.
Cinta menjadi perih ketika kita hanya menuntut kesempurnaan seorang individu tanpa menyadari jika manusia itu tak ada yang sempurna. Cinta itu bukan untuk mencari seseorang yang sempurna, tapi menyempurnakan yang ada pada seseorang. Aku tak akan pernah bermakna tanpa kehadiran Kamu. Karena kekurangan Kamu, maka Aku mampu mengisi celah kosong untuk melengkapi Kamu. Sebaliknya, apa jadinya jika Aku sempurna, maka tak ada kesempatan bagi Kamu untuk mengisi relung-relung yang Aku punya.
Kamu membuat Aku ada dengan apa adanya diri ini. Maka keberadaanmu menjadikanku percaya, tak hanya pada cinta, tapi pada hidup itu sendiri...
Untuk pemesanan buku, bisa langsung buka situsnya di www.logikarasa.com
Subscribe to:
Posts (Atom)