Tuesday, June 30, 2015

Hujan, Kau, dan Aku

Kala hujan turun..

Kau dan aku selalu tersenyum riang.

Kita keluar dari tempat berteduh, dan lari menyongsong tetes-tetes air yang membasahi rerumputan.

Merentangkan lebar-lebar kedua tangan; berputar-putar; merasakan tiap butirannya menyusup lewat sela tubuh.

Kau dan hujan... Selalu jadi kesatuan dalam ceritaku yang utuh.
Bila hujan turun, kau ajak aku menari di bawahnya.
Harum rumput basah ikut terserap dalam jejak langkah kita yang riang.

Kau dan hujan... Selalu jadi bagian dalam ceritaku yang utuh.
Ku merindu selalu saat-saat itu.
Ku merindu selalu penantian-penantian itu.
Hanya kau... Serta hujan
Hujan...
Kau...
Aku...

Kini hujan turun lagi. Tapi aku enggan beranjak dari naunganku, hanya menikmatinya dari sudut jendela.

Ketika kau pergi..
Hujan sudah tak seindah dulu lagi

Saturday, June 27, 2015

Aku Perempuan

Apakah yang dapat kubanggakan dari diriku?

Dengan lantang akan kujawab, "Aku terlahir sebagai perempuan, dan aku bangga karenanya."

Kau tahu mengapa?

Karena perempuan istimewa...

Kelak, perempuan akan menjadi seorang Ibu. Tangan ibulah gerbang pertama manusia mengenal keajaiban dunia. Ibu yang melahirkan, menyusui, merawat, dan membesarkan seorang insan hingga mampu tumbuh menjadi orang yang berdaya dan bermanfaat bagi sesama.

Perempuan pun adalah perhiasan dunia. Siapa yang tak mengakui jika perempuan adalah mahluk Tuhan yang terindah: tubuh, perilaku, dan perasaannya. Karena itu, tak layaklah ia diperlakukan dengan tidak hormat. Kemuliaan perempuan haruslah dijaga. Dia hanya boleh disentuh oleh orang yang berhak, oleh orang yang bersumpah atas nama Tuhannya untuk terus menjaga dan melindungi perempuan.

Perempuan adalah kekasih.. Tulang rusuk lelaki yang hilang. Karena itu tak patut perempuan berdiri di belakang pria. Ia adalah pendamping, mitra yang setara bagi lelaki. Dengan bersama, perempuan dan lelaki saling menopang, membangun kerajaan, membangun peradaban.

Perempuan adalah rumah: tempat cinta, kenyamanan, dan kehangatan berkumpul dalam satu naungan. Tak akan pernah ada yang bisa menghindari kehadirannya. Perempuan akan selalu jadi tempat kembali lelaki dari pengembaraannya yang jauh.

Sudah cukuplah itu jadi alasan mengapa perempuan istimewa. Dan bodohlah mereka yang merendahkan harkat serta derajat kaum perempuan. Dunia tak kan seimbang tanpa kehadiran perempuan. Kau pun tak kan pernah melihat dunia jika tak pernah keluar dari rahim seorang perempuan.

Apa lagi yang membuatmu tak bangga menjadi seorang perempuan?

Ya...

Aku Perempuan.

Wednesday, June 24, 2015

Rindu

Pada senja yang menjingga
kutambatkan rasa
Ada yang sembunyi tersaput kabut
di balik awan kemelut

Hentikan!
Sudah cukup sunyi membikin resah
Hingga akhirnya jiwa ini jadi rebah
Menggelepar rindu dalam kalah

Tahukah kau?
Tiap kali kutuliskan cerita tentangmu
Kata-katanya masih sama
Perasaannya pun masih sama

Aku rindu padamu
cukupkanlah itu untukku
Jadikan aku perempuanmu