Kala hujan turun..
Kau dan aku selalu tersenyum riang.
Kita keluar dari tempat berteduh, dan lari menyongsong tetes-tetes air yang membasahi rerumputan.
Merentangkan lebar-lebar kedua tangan; berputar-putar; merasakan tiap butirannya menyusup lewat sela tubuh.
Kau dan hujan... Selalu jadi kesatuan dalam ceritaku yang utuh.
Bila hujan turun, kau ajak aku menari di bawahnya.
Harum rumput basah ikut terserap dalam jejak langkah kita yang riang.
Kau dan hujan... Selalu jadi bagian dalam ceritaku yang utuh.
Ku merindu selalu saat-saat itu.
Ku merindu selalu penantian-penantian itu.
Hanya kau... Serta hujan
Hujan...
Kau...
Aku...
Kini hujan turun lagi. Tapi aku enggan beranjak dari naunganku, hanya menikmatinya dari sudut jendela.
Ketika kau pergi..
Hujan sudah tak seindah dulu lagi
Kau dan aku selalu tersenyum riang.
Kita keluar dari tempat berteduh, dan lari menyongsong tetes-tetes air yang membasahi rerumputan.
Merentangkan lebar-lebar kedua tangan; berputar-putar; merasakan tiap butirannya menyusup lewat sela tubuh.
Kau dan hujan... Selalu jadi kesatuan dalam ceritaku yang utuh.
Bila hujan turun, kau ajak aku menari di bawahnya.
Harum rumput basah ikut terserap dalam jejak langkah kita yang riang.
Kau dan hujan... Selalu jadi bagian dalam ceritaku yang utuh.
Ku merindu selalu saat-saat itu.
Ku merindu selalu penantian-penantian itu.
Hanya kau... Serta hujan
Hujan...
Kau...
Aku...
Kini hujan turun lagi. Tapi aku enggan beranjak dari naunganku, hanya menikmatinya dari sudut jendela.
Ketika kau pergi..
Hujan sudah tak seindah dulu lagi