Namanya Setia...
Tapi cermin lakunya bagai
perangai seorang pelacur.
Bukan!
Dia tak tawarkan tubuhnya,
karena tak seorang pun menginginkan tubuh yang telah dipenuhi keriput dan sel
kulit mati. Dia melacurkan pikirannya. Kelicikannya digunakan untuk menggadaikan
negara demi kepentingan pribadinya.
Ya!
Dia senang sekali menampilkan
wajah yang bukan aslinya. Topeng yang selalu dia kenakan adalah hasil dari
pencatutan nama orang lain.
Namun...
Dia juga konon merupakan
keturunan siluman belut. Dengan sifat asli dari sang leluhur yang licin, dia
selalu saja dengan mudah lolos dari jeratan sanksi, etik maupun pidana.
Entahlah...
Sungguh ini sangat mengganggu
pikiranku. Membuatku kembali pesimis dengan masa depan negara yang kian
morat-marit karena diperintah oleh para pelacur berdasi seperti Setia.
Dia yang bernama Setia...
Sudah bersumpah akan selalu menyertai rakyat yang diwakilinya. Namun dia telah berselingkuh dengan para kapitalis demi memperkaya dirinya sendiri. Semua orang patah hati, dan berubah jadi galau.