Wednesday, July 8, 2015

Catatan Hati P



Perempuan adalah pemenang! Kau mau tahu mengapa?

Sebab perempuan memiliki vagina!

Di majalah-majalah seks, vagina sering kali disebut Miss V. And you should know as well, V also stands for Victory. Kemenangan! Dan jika kau acungkan jari telunjuk serta jari tengahmu, keduanya juga membentuk huruf V. Simbol ini selalu dipakai untuk menunjukkan tanda perdamaian.

Jadi, vagina adalah perpaduan antara victory (kemenangan) serta kedamaian. Kalian, para lelaki, baru sudah merasa menang dan damai jika sudah bersenggama dengan perempuan.

Lantas, apa kalian tega tidak mendatangi kami, hingga sampai hati menggrebek tempat yang kalian sebut “pelacuran” hanya karena kalian ikut-ikutan sok suci dengan menjaga moralitas? Padahal, di sini kalian bisa merasa gagah dan tentram.

Kau sebut orang-orang seperti kami kotor?

Cuih!

Bukankah kalian membutuhkan kami?

Jadi siapa yang sebenarnya kalah?

***

Gincu merah menyala telah terpoles di bibir. Terang!

Kata induk semang kami, hal yang begitu lebih baik. Semakin merah semakin membara. Konon katanya, lelaki suka pada perempuan yang membara. Bergairah!

Semakin membara, semakin gampang lah aku merasa lelah. Harusnya kami bisa kenakan tarif jadi dua kali lipat! Hahahahahaha.....

Hei, apa yang kau pikir? Ya ya ya.. Pasti sesuatu hal yang aneh lah yang melintas di otakmu yang katanya moralis itu. Ayolah, tak usah berkelit! Sudah sering kulihat ekspresi orang-orang munafik sepertimu.

Kau anggap orang sepertiku kotor dan hina. Yah, mungkin tak sepenuhnya juga kau bersalah. Tapi kau pikir aku mau begini? Inilah cara cepat yang ku terapkan untuk mengisi perutku agar tetap hidup. Bukan hanya aku. Masih ada mulut-mulut kecil adikku yang menganga meminta makan. Kau tak tahu soal itu bukan?

Ok, kau tak mau tahu soal itu. Yang ingin kau tahu adalah bagaimana pelayananku di atas ranjang.

Kau tahu.. Aku sangat profesional dalam melayani. Hanya saja, republik sampah ini selalu mengingkari keberadaan orang-orang sepertiku. Atas nama kesucian dan moral, sejumlah organisasi keagamaan ramai-ramai sweeping, menggerebek tempatku dan teman-temanku berkumpul.

Cih! Pencitraan!

Seolah kalian tidak menyetujui adanya kemaksiatan di negara ini. Tapi buktinya, kalian terus saja menghampiri kami. Kalian pakai kami lagi, walau hanya untuk satu malam.

Ya sudahlah! Akui saja jika orang-orang seperti kami memang ada. Jika ada pengakuan, kami bisa jadi orang profesional yang bisa tetapkan tarif dari tenaga kami yang sudah kalian pakai. Jika ditanya, kami bisa katakan kalau kami bekerja di sektor penyediaan jasa.

Melacurkan diri pada lelaki hidung belang tak sekedar rebah di ranjang, lalu buka paha tinggi-tinggi. Please, kami lebih baik dari itu. Kami bisa lakukan request seperti apapun yang diinginkan pelanggan. Jadi sudah sewajarnya jika kami ingin hidup layak dengan “gaji” tetap dari pelanggan.

Pak Presiden, mungkin sudah saatnya Bapak juga mempertimbangkan kesejahteraan kami. Rakyat Bapak bukan hanya para tikus berdasi yang setiap hari menggerogoti uang negara. Rakyat Bapak juga bukan hanya para konglomerat yang memiliki sejumlah stasiun televisi dan bisnis properti. Justru kami lebih banyak membayarkan pajak untuk kesejahteraan para tikus berdasi dan konglomerat itu.

Sekian!

Saturday, July 4, 2015

Berjodoh Itu...



Komitmen (Sumber: segiempat.com)




Sungguh, sulit rasanya untuk mengerti apa yang tersimpan di balik selubung kalbu. Ini bukan hanya sekedar simpati, ada gairah di sana: untuk memiliki!

Ya, bukankah itu makna dari berjodoh? Kepemilikan mutlak?! Kau dan aku terikat oleh sebuah tali hubungan sakral yang disebut pernikahan. Kau menjadi milikku, dan aku jadi punyamu. Tak ada yang lain yang boleh menyentuh, walau sekedar melirik dari sudut mata mereka.

Bukan hanya sebagai pelegalan untuk melakukan hubungan seksual. Lebih dari itu, kau dan aku berupaya untuk saling menegosiasikan dua dunia kita yang bertolak belakang agar dapat berjalan beriringan.

Setiap langkah yang ku ambil akan selalu mempertimbangkan kehadiranmu. Tiap keputusan yang kau buat akan selalu melibatkanku. Kita tak lagi sendirian, melainkan berlari bersama. Apa yang ingin kau raih, apa yang mau ku dapat, maka kita lah yang saling menopang agar tak ada dari kita yang terjatuh.

Berjodoh tak sekedar masalah hati!

Yang kau sebut dengan cinta itu tak bertahan selamanya. Cinta selalu punya alasan tersendiri untuk hadir. Apakah karena rupamu yang menawan, emas yang terhampar bagai samudera, kecerdasan yang mengagumkan, atau perilaku yang memikat? Lalu ketika sebab timbulnya cinta itu hilang, akankah kau tak lagi punya alasan menginginkanku? Dan kita akhirnya berhenti berjodoh?

Bukan! Itu bukan berjodoh! Tapi itulah yang kusebut pemuasan ego dan nafsu.

Jika kau turuti egomu, kau tak kan pernah puas. Tak kan bisa kau berhenti mencari hal lain sampai hasratmu terpenuhi. Lalu untuk apa kita berjodoh jika kita tak lagi bersesuaian?

Berjodoh adalah keberanian berkomitmen. Kau lepaskan semua kekeraskepalaanmu, tapi jangan lepaskan mimpimu! Mimpi itu harusnya kau bangun denganku. Kau dan aku berjanji untuk membangun peradaban. Kita meyakini kita bisa mengubah dunia hanya jika bersama. Walau apa terjadi, tetaplah kita bersama.
Tapi kau pun tak bisa memaksa berjodoh dengan siapa.

Kau hanya berlakon di dunia ini. Ada tangan tak terlihat yang bermain di belakang layar. DIA yang menulis skenario hidup yang harus kau perankan. DIA yang menentukan garis hidup pertemuanmu. DIA lah yang jadi sutradara dalam ceritamu.

Maka berjodoh tidak lagi cuma hasrat, kepemilikan, dan komitmen.

Kau harus meminta DIA untuk saling mempertemukan kalian. Kau pun harus yakin jika DIA akan memberikan segala yang terbaik untuk kalian.

Selanjutnya kau pun hanya harus menunggu...