Saturday, July 4, 2015

Berjodoh Itu...



Komitmen (Sumber: segiempat.com)




Sungguh, sulit rasanya untuk mengerti apa yang tersimpan di balik selubung kalbu. Ini bukan hanya sekedar simpati, ada gairah di sana: untuk memiliki!

Ya, bukankah itu makna dari berjodoh? Kepemilikan mutlak?! Kau dan aku terikat oleh sebuah tali hubungan sakral yang disebut pernikahan. Kau menjadi milikku, dan aku jadi punyamu. Tak ada yang lain yang boleh menyentuh, walau sekedar melirik dari sudut mata mereka.

Bukan hanya sebagai pelegalan untuk melakukan hubungan seksual. Lebih dari itu, kau dan aku berupaya untuk saling menegosiasikan dua dunia kita yang bertolak belakang agar dapat berjalan beriringan.

Setiap langkah yang ku ambil akan selalu mempertimbangkan kehadiranmu. Tiap keputusan yang kau buat akan selalu melibatkanku. Kita tak lagi sendirian, melainkan berlari bersama. Apa yang ingin kau raih, apa yang mau ku dapat, maka kita lah yang saling menopang agar tak ada dari kita yang terjatuh.

Berjodoh tak sekedar masalah hati!

Yang kau sebut dengan cinta itu tak bertahan selamanya. Cinta selalu punya alasan tersendiri untuk hadir. Apakah karena rupamu yang menawan, emas yang terhampar bagai samudera, kecerdasan yang mengagumkan, atau perilaku yang memikat? Lalu ketika sebab timbulnya cinta itu hilang, akankah kau tak lagi punya alasan menginginkanku? Dan kita akhirnya berhenti berjodoh?

Bukan! Itu bukan berjodoh! Tapi itulah yang kusebut pemuasan ego dan nafsu.

Jika kau turuti egomu, kau tak kan pernah puas. Tak kan bisa kau berhenti mencari hal lain sampai hasratmu terpenuhi. Lalu untuk apa kita berjodoh jika kita tak lagi bersesuaian?

Berjodoh adalah keberanian berkomitmen. Kau lepaskan semua kekeraskepalaanmu, tapi jangan lepaskan mimpimu! Mimpi itu harusnya kau bangun denganku. Kau dan aku berjanji untuk membangun peradaban. Kita meyakini kita bisa mengubah dunia hanya jika bersama. Walau apa terjadi, tetaplah kita bersama.
Tapi kau pun tak bisa memaksa berjodoh dengan siapa.

Kau hanya berlakon di dunia ini. Ada tangan tak terlihat yang bermain di belakang layar. DIA yang menulis skenario hidup yang harus kau perankan. DIA yang menentukan garis hidup pertemuanmu. DIA lah yang jadi sutradara dalam ceritamu.

Maka berjodoh tidak lagi cuma hasrat, kepemilikan, dan komitmen.

Kau harus meminta DIA untuk saling mempertemukan kalian. Kau pun harus yakin jika DIA akan memberikan segala yang terbaik untuk kalian.

Selanjutnya kau pun hanya harus menunggu...

No comments:

Post a Comment